Pada penghujung akhir tahun, tentu kita akan merenungi kejadian apa, keberhasilan apa, atau kegagalan apa yang akan terjadi ditahun yang akan datang, dan sebagian orang tentu ingin mencari tau jawabannya dengan cara diramal.
Percaya atau tidak percaya pada ramalan, mungkin itu dikembalikan lagi kepada tanggapan para pembaca blog saya, tapi bagi penganut agama islam seperti saya, mempercayai adanya kebenaran ramalan hingga 100% itu sudah dikategorikan dengan sebutan musyrik (mempersekutukan Allah), mengapa sampai disebut musyrik? Karena roda kehidupan kita dari sejak kita masih ada dikandungan Ibu kita, itu semuanya sudah diatur baik rejeki, jodoh, jalan, hidup, dan mati. Itu semuanya sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.
Tapi ternyata banyak bula yang mempercayai kebenaran ramalan hingga 100%. Saya takut pada mereka jika mereka misalkan diramalkan akan mengalami kebangkrutan atau semacam hal buruk lainnya. Tentu saja itu menjadi ancaman dan sebuah pikiran bagi mereka yang mempercayai kebenaran ramalan hingga 100%. Padahal kejadian atau hal buruk itu belum tentu terjadi.
Kita tidak boleh mempercayai ramalan sampai-sampai kita jatuh sakit memikirkannya. Menurut saya yang boleh adalah semisal kita diramalkan tahun depan akan mengalami naik pangkat, itu kita hanya meng-amini saja, karena setiap perkataan itu adalah do�a, dan kitapun jangan terlalu percaya diri karena sudah diramalkan akan naik pangkat. Lebih baik kita harus berusaha bagaimana caranya naik pangkat,dan berdo�a maka naik pangkat pun akan benar-benar terkabul.
Tapi bagaimana kalau kita diramalkan ditahun depan akan mengalami kebangkrutan? Yang pertama kita ga boleh terlalu percaya pada ramalan itu, karena belum tentu hal itu benar-benar akan terjadi, yang ke-2 kita harus harus berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjadi kebangkrutan di perusahaan kita, dan yang ke-3 jangan lupa berdo�a Insya Allah kebangkrutan tidak akan terjadi.
Kita sah-sah saja percaya pada ramalan, tapi jangan sepenuhnya percaya sampai-sampai kita tidak berdo�a dan hanya mengandalkan ramalan saja, dan itu sangat-sangat tidak diperbolehkan atau diharamkan oleh aggama islam, karena yang menentukan adalah Allah semata.
Jadi kesimpulannya adalah, kita sah-sah saja pada ramalan tapi tidak boleh sepenuhnya percaya, dan kalau ingin terkabul segala keinginan harus diimbangi dengan do�a dan berusaha juga.
Jadi percayakah anda pada ramalan? Itu terserah pemikiran para pembaca masing-masing, yang pasti berpikirlah positif dalam kehidupan ini, maka insya Allah keberuntungan akan menyertai hidup kita. Amin ya Allah Ya Rabbal Allamin.
0 komentar:
Posting Komentar